
Oleh: Wirja Taufan
tak sesiapa kecuali aku yang ngembara di mana-mana
menggenggam angin, rumput dan batu-batu yang meleleh
ke dalam sajak-sajak
merangkai gerimis sunyi
tak siapa kecuali aku. Gema jejak purba yang berpendar
meloncat-loncat
menyetubuh daunan basahan dan rumpun-rumpun bunga
gelombang bayang-bayang
Medan, 1985
Wirja Taufan, lahir di Medan, 15 September 1961 dengan nama Suryadi Firdaus. Menulis puisi sejak tahun 1979. Puisi-puisinya telah dimuat di beberapa surat kabar lokal dan nasional : Analisa, Medan Bisnis, Sumut Pos, Padang Ekspres dan Indopos Jakarta, juga majalah sastra Horison. Beberapa puisinya dimuat dalam antologi bersama antara lain : Koma (Antologi Puisi Penyair Muda Medan), Muara I, Muara II, Titian Laut II, Titian Laut III (antologi Puisi dan Cerpen Penulis-Penulis Malaysia Utara dan Sumatera Utara dalam Pertemuan Sastra Dialog Utara di Medan dan Malaysia), Ilham (Antologi Puisi Islami Sumatera Utara, 1991) dan Medan Puisi (Antologi Puisi Pesta Penyair Indonesia, The 1st Medan International Poetry Gathering, 2007). Tahun 1983 menerima Hadiah Kreativitas Sastra Bidang Puisi dari Dewan Kesenian Medan (DKM). Tahun 1985 membacakan puisinya yang terhimpun dalam kumpulan puisi Episode Mimpi di Taman Budaya Medan. Sejak tahun 1986 sampai tahun 2015 bekerja di Lembaga Penyiaran Publik (LPP) RRI Medan, dan dari tahun 2015 hingga sekarang bekerja di LPP RRI Padang.
Leave a Reply